Saya baru saja menghabiskan waktu berminggu-minggu dengan Sony Alpha 7C II, kamera mirrorless full-frame termurah dari Sony yang dirilis pada tahun 2023 kemarin.
Setelah memakainya untuk berbagai kebutuhan—dari hunting foto jalanan, liputan event, sampai bikin konten vlog—saya bisa bilang: ini adalah salah satu kamera paling serba bisa di kelasnya. Apalagi dengan harga yang lebih ramah kantong dibanding seri A7 Sony lainnya. Yuk, simak detailnya!
Kenapa Sony Alpha 7C II Bisa Jadi Pilihan Utama?
Sebagai penerus Alpha 7C, Sony Alpha 7C II membawa segudang peningkatan yang bikin saya terkesan. Kamera ini tetap mempertahankan bodi ringkasnya, tapi sekarang dilengkapi fitur-fitur profesional seperti rekaman 4K60, sensor 33MP, dan stabilisasi gambar 7-step. Buat kalian yang pengen punya kamera full-frame tanpa ribet, ini jawabannya
Spesifikasi Sony Alpha 7C II
- Sensor: 33MP BSI-CMOS full-frame
- Prosesor: BIONZ XR + AI untuk autofokus cepat
- Stabilisasi: 5-axis IBIS dengan efektivitas 7-step
- Video: 4K60 (dengan crop Super35), 10-bit 4:2:2, 1080p 120fps
- ISO: 50–204.800 (foto), 100–102.400 (video)
- Bobot: 428g (body only), 670g dengan lensa 24mm f/2.8 G
- Layar: 3” touchscreen 1.036 juta dot, flip-out
Desain: Kecil Tapi Bukan Kaleng-Kaleng
Pertama kali memegang Sony α7C II, saya langsung ngerasa ini kamera yang “tegas”. Bodi magnesium alloy-nya solid, tapi beratnya cuma 428 gram. Ukurannya cuma 124 x 71 x 63 mm—lebih kecil dari A7 IV, mirip A6400. Grip-nya juga diperbesar, jadi nyaman meski pakai lensa berat sekalipun.
Yang bikin saya senang adalah tombol pengaturan yang lengkap. Ada 3 dial fisik (2 di belakang, 1 di atas) untuk atur shutter, aperture, dan ISO. Tombol video dedicated, AF-ON, dan custom button (C1/C2) juga memudahkan operasional. Buat vlogger, layar flip-out touchscreen-nya sangat membantu!
Viewfinder-nya (2.36 juta dot OLED) meski nggak sentral, tetap nyaman dipakai berkat coating Zeiss T-star yang jernih. Plus, ada tombol putar diopter buat kalian yang pakai kacamata.
Kualitas Foto: Detail Tajam, Autofokus Cepat
Sensor 33MP di Sony Alpha 7C II bikin hasil foto kaya detail, apalagi dengan dukungan prosesor BIONZ XR dan AI. Autofokus 759 titik yang mencakup 94% area frame bisa nge-lock subjek dalam sekejap, bahkan di kondisi low-light.
Saya uji coba motret di outdoor dengan ISO 6400, dan noise-nya masih terkontrol baik. Di ISO 12.800, grain-nya mulai keliatan, tapi masih bisa diakalin lewat software. Mode burst 10 fps juga oke buat motret olahraga atau wildlife.
Fitur favorit saya? 7-step IBIS. Pas motret handheld pakai shutter speed 1/10 detik, hasilnya tetap stabil. Buat yang suka eksperimen tanpa tripod, ini fitur penyelamat!
Video: 4K60 dan 10-bit untuk Kreativitas Tanpa Batas
Sebagai konten kreator, rekaman video 4K60 di Sony Alpha 7C II bikin saya speechless. Di mode Super35 (crop 1.5x), kualitasnya tetap tajam berkat oversampling 7K ke 4K. Warna lebih kaya berkat 10-bit 4:2:2, cocok buat grading di post-production.
Kalau mau slow-mo, 1080p 120fps-nya smooth banget. Stabilisasinya juga ngacir—saya rekam sambil jalan-jalan di taman, hasilnya tetap steady. Tapi, ISO maksimal untuk video cuma 102.400, jadi di kondisi gelap ekstrem, noise masih mengganggu.
Baca Juga: Review Akaso EK7000 – Action Cam 4K Murah Cuman Sejutaan!
Kekurangan Sony Alpha 7C II
- Single SD Card Slot: Risiko kehilangan data kalau kartu rusak.
- Crop di 4K60: Nggak cocok buat yang pengen angle lebar tanpa ganti lensa.
- Baterai Cepat Habis: Pakai NP-FZ100 sih, tapi tetap aja boros kalau rekam video nonstop.
FAQ
1. Harganya berapa?
Harga terbaru Sony Alpha 7C II sekitar Rp 27,6 juta hingga 29 juta, berdasarkan penawaran di Tokopedia. Sedangkan harga bekasnya diperkirakan Rp 20 juta hingga Rp 25 juta.
2. Cocok buat vlogger?
Banget! Layar flip-out, stabilisasi mantap, dan autofokus responsif bikin vlog jadi effortless.
3. Apa bedanya dengan A7 IV?
A7 IV punya dual SD card, resolusi 33MP, dan harga lebih mahal. Tapi A7C II lebih ringkas dan punya AI autofokus.
4. Lensa apa yang cocok?
Lensa ringkas seperti Sony 24mm f/2.8 G atau 40mm f/2.5 G. Buat zoom, coba Sigma 28-70mm f/2.8.
5. Bagaimana low-light performance?
ISO 12.800 masih bisa diandalkan. Lebih dari itu, noise mulai dominan.
Kesimpulan
Sony Alpha 7C II adalah bukti bahwa kamera full-frame nggak harus besar dan mahal. Performanya solid baik untuk foto maupun video, desainnya portabel, dan harganya masuk akal. Buat kalian yang pengen upgrade dari APS-C atau mencari kamera kedua yang ringkas, ini pilihan terbaik di 2024.
Jujur, setelah pakai Sony Alpha 7C II, saya jadi malas balik ke kamera berat. Soalnya, fitur-fitur kerennya bikin semua pekerjaan jadi lebih efisien. Tertarik? Coba langsung deh!